Pages

Powered by Blogger.

Sunday, December 21, 2014

Tips Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak


Setiap orangtua ingin supaya anaknya penuh percaya diri dalam segala hal. Tidak minder atau rendah diri. Namun sayangnya terkadang sesuatu berjalan tidak sesuai dengan keinginan kita. Banyak balita yang mengalami krisis percaya diri, dan tugas orangtua untuk membantunya mengembangkan kepercayaan dirinya. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk membangun kepercayaan diri Anak.

Hindari Membandingkan Si Kecil
Pasti rasanya sedih bukan kalau Anda dibandingkan dengan orang lain? Begitu juga Si Kecil. Hindari membanding-bandingkan dirinya dengan adik, kakak, atau saudara-saudaranya untuk menghindari rasa rendah diri muncul dalam dirinya.

Bangun Lingkungan yang Positif
Ada yang mengatakan kasih sayang berasal dari rumah, begitu pula rasa percaya diri. Dengan melakukan sedikit perubahan, Anda dapat menciptakan lingkungan yang bisa meningkatkan rasa percaya diri Si Kecil serta empatinya kepada sesama.

Thursday, December 18, 2014

Mengajarkan Membaca dengan Metode Glenn Doman


Ketika kakak masih bayi, mama mengajarkan membaca. Walapun mungkin saat itu orang mengganggap sia-sia, karena anak seumur itu tidak mengerti. Tapi mama tetap melatih kakak melihat tulisan-tulisan yang akan sering didengarnya, misalnya mama, papa, kakak, adik, dll.

Saat ini mama melakukana hal yang sama. Metode yang mama ajarkan disebut metode Glenn Doman. Membiasakan anak sedari bayi melihat kata-kata yang sering didengarnya kelak. Mama mencetak kata "mama", "papa", "adik", "kakak", dll dengan tinta berwarna merah. Setiap hari mama menunjukkan kata-kata tersebut bergantian. Setiap kata kurang lebih 1-2 detik. Hanya sebentar, supaya Tabitha tidak bosan. Kata-katanya pun hanya 5 kata setiap hari.

Monday, December 15, 2014

Imunisasi MMr

Umur 15 bulan saatnya Tabitha imunisasi MMR. Walaupun dulu pernah ada isu tentang imunisasi MMR yang mengatakan bahwa anak yang diberikan vaksin MMR akan mengalami autis, mama tetap memberikan imunisasi MMR. Karena ternyata berita itu tidak terbukti. Peneliti-peneliti telah melakukan riset berulang-ulang dan hasilnya tidak ada kaitan mengenai pemberian imunisasi MMR dengan autis.

Seolah tau akan "disakiti", saat masuk ke ruang dokter, Tabitha sudah merasa tidak nyaman. Diukur tinggi badannya, Tabitha tidak mau. Dokter pun sudah berpengalaman menangani masalah ini, dengan cepat dan sigap dokter mempersiapkan alat suntik dan vaksinnya.

Ayah dan kakak tidak mau ikut masuk ke dalam ruang dokter. Mungkin tidak tega melihat Tabitha disuntik dan menangis. Tabitha hanya menangis sebentar. Saat dialihkan ke mainan lain. Tabitha berhenti menangis dan mulai melupakan rasa sakit akibat disuntik.

Tidak lama-lama di ruang dokter, mama dan Tabitha keluar ruangan dan langsung membayar ke kasir. Sakitnya tidak diingat-ingat lagi oleh Tabitha. Imunisasi selanjutnya pada bulan Maret 2015. Ulangan dari imunisasi DPT.
:-)

Sunday, December 14, 2014

Ingin Anak Gemuk Atau Sehat?

Jika mama memperhatikan kedua anak mama, pada saat usia 1-2 tahun masa mereka sulit diajak makan atau susah makan. Saat usia tersebut, berat badan mereka sulit beranjak naik bahan ada kalanya turun naik.

Teman mama pernah bertanya kepada dokter anak tentang bagaimana caranya supayaanaknya gemuki. Sang dokter menjawab, "Bapak ingin anak bapak sehat atau gemuk?"
Teman saya menjawab, "Yah saya ingin anak saya sehat".
Kata dokter,"Ya sudah. Gak usah gemuk gak apa-apa, asal sehat tho??"

Terkadang ada orangtua yang ingin anaknya gemuk. Anak gemuk terlihat sehat, segar, montok dan menggemaskan. Tapi setelah mama mendengar cerita di atas, mama jadi bersependapat dengan dokter anak itu. Mama hanya ingin anak mama sehat.

Friday, December 12, 2014

Belajar Menggunakan Sandal Jepit

 Sandal jepit, dari dulu hingga sekarang bentuk tidak berubah-ubah. Mungkin bagi kita yang sudah terbiasa menggunakan sandal jepit terasa mudah tapi bagi Tabitha??

Melihat mama, ayah dan kakak yang selalu menggunakan sandal jepit, Tabitha juga ingin bisa memakai sandal jepit. Aih membelikan sandal jepit yang ada karetnya dibelakang tapin karena sekarang karetnya sudah melar, karetnya itu tidak berfungsi untuk menjaga kaki Tabitha supaya tetap berada di dalam sandal jepit.


Kakak Syifa memberikan "warisan" sandal jepit berwarna merah. Dengan antusias Tabitha belajar menggunakannya. Bisa dibilang Tabitha cukup mahir memakainya, padahal baru beberapa hari mencoba sandal jepit.  Melihat jari kakinya menjepit, mama yakin seminggu kemudian Tabitha sudah bisa memakai. Saat ini sandal terpegang hanya beberapa langkah, lewat dari 5-6 langkah, sudah terlepas dan jika sudah terlepas, Tabitha berteriak minta tolong untuk dibenarkan kembali..

Thursday, December 11, 2014

Anak Lebih Dekat dengan Ayah


Ketika kami baru punya anak satu, Ayah suka iri melihat kakak lebih lengket dengan mama dibandingkan dengan ayah. Hal ini wajar, karena ketika kecil hampir 24 jam kakak selalu bersama mama, Bisa dibilang "sepaket". Dimana ada mama, di situ ada kakak. Selain itu, saat kakak berusia 3-6 bulan, Ayah harus dinas ke Surabaya sehingga kakak tidak terlalu dekat hubungannya dengan ayah saat itu. Namun pada akhirnya sekarang kakak sangat lengket dengan ayah.

Wednesday, December 10, 2014

Anak Tidur Lampu Dinyalakan atau Dipadamkan?

Sedari kecil, bila mama tidur, lampu kamar dinyalakan. Setelah menikah, ayah terbiasa tidur dengan lampu kamar dipadamkan. Hingga saat ini mama jadi terbiasa tidur dengan lampu dipadamkan. Tabitha yang msih tidur sekamar dengan mama jadi terbiasa juga dengan lampu padam saat tidur.

Menurut mama,  ada baiknya lampu dipadamkan ketika tertidur. Selain menghemat listrik, radiasi yang dipancarkan lampu juga berkurang, walaupun mungkin radiasinya sangat kecil. Dalam keadaan redup atau gelap, mama merasa mata juga dapat beristirahat dengan baik.

Mau Mengajarkan Tabitha Tidur Sendiri?

Kembali mama menuliskan tentang mengajarkan bayi tidur sendiri. Membaca artikel mengenai mengajari bayi tidur sendiri di www.kompas.com. Mama tertarik mencobanya. Kutipan artikelnya seperti ini,

Sudah saatnya bayi kecil Anda tidur sendiri di kamarnya. Jika Anda kesulitan melakukannya, yuk ikuti teknik "Cry It Out" (CIO) berikut ini. Mendengar namanya, mungkin Anda berpikir metode ini dilakukan dengan meninggalkan bayi menangis sendirian di kamarnya sampai ia lelah dan kemudian tertidur sendiri. Bukan, tehnik "menangis" ini hanya mengacu pada pendekatan pelatihan tidur yang membiarkan bayi menangis dalam jangka waktu tertentu (biasanya waktunya sangat singkat).

Tuesday, December 9, 2014

Mulai Mengajarkan Balita Norma dan Aturan

Anak tumbuh dan berkembang dengan alami. Mereka akan berbuat dan bertindak sesuai dengan kemauan dan keinginan mereka sendiri. Ketika anak sudah bisa berjalan, melompat, dan bermain sendiri. Segala hal dicobanya untuk menguji kemampuan dan mengapresiasikan kebebasannya. Masa inilah masa yang tepat untuk mengajarkan balita "norma" dan "aturan".

Hal ini dimaksudkan agar anak mengerti sejak dini bahwa setiap individu bisa melakukan segala hal tapi tetap pada batasan-batasan yang baik. Aturan yang diterapkan tentunya yang sesuai dengan usia dan kemampuan balita. Di antaranya adalah:

Masa Yang Tepat Untuk Balita Tidur Sendiri

Anak mama sudah besar, sudah harus dipikirkan untuk tidur di kamar sendiri. Tapi jika tidur di kamar sendiri, banyak kekhawatiran yang terus mengiang di pikiran mama. Lalu kapan waktu yang tepat bagi anaka tidur di kamarnya sendiri?

Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk melakukan transisi tempat tidur anak:

Sunday, December 7, 2014

Tabitha 15 Bulan Mulai Posesif

"Ini mamaku", kata kakak menggoda Tabitha. Saat Tabitha melihat, dia langsung menghampiri mama dan ingin merebut mama seolah-olah mamanya hanya milik Tabitha. Memasuki usia 15 bulan, mulai tampak egosentris Tabitha. Makanan, minuman, mainan tidak ingin berbagai dengan orang di sekelilingnya. Semua milik Tabitha. Bila orang lain menggodanya dengan merebut sesuatu dari tangannya, Tabitha mulai berteriak.

Friday, December 5, 2014

Tips Menghindari Biang Keringat Pada Bayi


Dalam keadaan cuaca terik panas seperti sekarang ini, tidak heran bila kita merasa kegerahan , kepanasan dan keluar keringat. Keluarnya keringat yang terus menerus dapat mengakibatkan biang keringat pada kulit. Biang keringat tidak hanya dialamai oleh orang dewasa, anak kecil dan anak bayi pun lebih sering mengalami biang keringat.

Wednesday, December 3, 2014

Tabitha : Musik = Joged

Musik = Joged??
Maksudnya apa sih??

Bila mendengar suara musik, seperti dihipnotis Tabitha langsung jodeg. Walaupun sedang bermain, tiduran atau nenen. Yang bikin tertawa, Tabitha joged/menari sambil berdiri dan menggoyangkan tangannya. Jogednya pun tidak sebentar, terkadang sampai musiknya habis.

Seperti ular yang mendengar seruling dalam film-film, Tabitha akan terus bergoyang menikmati lagunya. Tidak sebatas lagu tertentu tapi setiap lagu yang didengarnya, lagu danggung, lagu anak-anak, lagu hip hop.